Herman
Johannes atau Herman Yohanes adalah seorang pahlawan Indonesia yang
dikenal sebagai seorang cendekiawan yang jasa-jasanya tidak bisa dipandang
sebelah mata, sehingga tidak heran jika wajahnya menjadi salah satu dari 12
Pahlawan Nasional yang menghiasi uang baru NKRI emisi 2016 dimana gambar Herman Yohanes akan dicetak pada pecahan Rp.
100 (seratus rupiah) yang telah resmi dirilis bersamaan dengan 11 uang NKRI
desain baru lainnya oleh Presiden Joko Widodo pada Senin, 19 Desember 2016.
Sesuai Keputusan
Presiden Nomor 31 Tahun 2016 tentang Penetapan Gambar Pahlawan Nasional sebagai
gambar utama pada bagian depan Rupiah kertas dan Rupiah logam NKRI, Bank Indonesia telah resmi menerbitkan 7 (tujuh) pecahan uang
rupiah kertas dan 4 (empat) pecahan uang
rupiah logam.
Profil Prof.Dr.Ir. Herman Johannes
Gambar
Prof.Dr.Ir. Herman Johannes
Artikel Ditulis Oleh Jengkar Wasana
Sumber : Wikipedia
Mengenal
Lebih Dalam Siapakah Herman Yohanes
Prof.Dr.Ir. Herman Johannes yang sering juga ditulis dengan Herman Yohanes dilahirkan di Rote, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 28 Mei 1912. Herman Yohanes pernah berkarir di bidang Militer namun namanya banyak dikenal sebagai
seorang ilmuwan, saat itu ketika Indonesia sedang mengalami krisis persenjataan
Herman Yohanes menerima Surat Perintah dari Kapten (kavaleri) Soerjosoemarno atas nama
Letnan Jenderal Urip Sumohardjo yang saat itu menjadi Kepala Staf Umum
Kementerian Keamanan Rakyat untuk membangun sebuah laboratorium persenjataan.
Setelah hadir di Markas Tertinggi Tentara di Yogyakarta, Herman
Yohanes menerima perintah tersebut namun dengan satu syarat, yaitu jika
laboratorium sudah berdiri dan berproduksi maka penanganannya dilanjutkan orang
lain karena Herman
Yohanes ingin melanjutkan
kariernya di bidang pendidikan. Laboratorium persenjataan tersebut berhasil
dibuka dan dibawah kepemimpinannya berhasil memproduksi berbagai macam bahan
peledak seperti bom asap dan granat tangan.
Selesai bertugas di
Laboratorium Persenjataan di Yogyakarta tersebut, Herman
Yohanes melanjutkan pendidikannya ke Technische Hoogeschool te Bandoeng
(THS) setelah lulus dari AMS Salemba di Jakarta pada tahun 1934. Herman
Yohanes lulus tahap III
candidaat-ingenieur namun tidak bisa menyelesaikan tahap IV karena jatuhnya
Hindia Belanda yang membuat THS Bandung tutup pada tanggal 8 maret 1942. Baru
pada bulan Oktober tahun 1946 Herman
Yohanes menyelesaikan studinya di STT Bandung di Yogyakarta yang
menjadi cikal bakal Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) dimana Herman
Yohanes menjadi salah satu perintisnya. Di Yogyakarta Herman
Yohanes juga aktif berperan dalam perjuangan, dengan pengalamannya
bergerilya ikut serta dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Herman
Yohanes menikahi seorang putri raja dari wilayah Lei di Pulau Rote,
bernama Annie Marie Gilbertine Amalo pada tahun 1955 dan dikaruniai empat anak.
Karena besarnya jasa dalam perang kemerdekaan Herman
Yohanes dianugerai Bintang Gerilya pada tahun 1958 oleh Pemerintah
Republik Indonesia dan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dianugerahi
gelar Pahlawan Nasional pada saat peringatan Hari Pahlawan tahun 2009. Herman
Yohanes meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 1992 karena kanker
prostat dan dimakamkan di Pemakaman Keluarga UGM di Sawitsari Yogyakarta sesuai
amanatnya sebelumnya meninggal meskipun sebagai pemegang gelar Bintang Gerilya
dan Bintang Mahaputra berhak dimakamkam di Taman Makam Pahlawan.
1921 = Sekolah Melayu,
Baa, Rote, NTT
1922 = Europesche
Lagere School (LSS) Kupang, NTT
1928 = Meer Uitgebreid
Lager Onderwijs (MULO), Makassar, Sulawesi Selatan
1931 = Algemene
Middelbare School (AMS), Batavia
1934 = Technische
Hogeschool (THS) Bandung
Bintang Gerilya,1958
Satya Lencana Perjuangan Kemerdekaan, 1961
Satya Lencana Wirakarya, 1971
Bintang Mahaputra, 1973
Doktor Honoris Causa, UGM, 1975
Bintang Legiun Veteran RI, 1981
Anugerah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, 1991
Pahlawan Nasional, 2009
Guru, Cursus tot Opleiding van
Middelbare Bouwkundingen (COMB), Bandung, 1940
Guru, Sekolah Menengah Tinggi (SMT), Jakarta,
1942
Dosen Fisika, Sekolah Tinggi Kedokteran,
Salemba, Jakarta, 1943
Lektor, Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung di
Yogyakarta, 1946–1948
Mahaguru, STT Bandung di Yogyakarta, Juni 1948
Dekan Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta,
1951–1956
Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (FIPA)
UGM, Yogyakarta , 1955–1962
Rektor UGM, Yogyakarta, 1961–1966
Koordinator Perguruan Tinggi (Koperti),
DIJ-Jateng, 1966–1979
Ketua, Regional Science and Development Center
(RSDC), Yogyakarta, 1969
Anggota,
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), 1945–1946
Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga RI,
1950–1951
Anggota Executive Board UNESCO, Paris,
1954-1957
Anggota Dewan Nasional, 1957–1958
Anggota Dewan Perancang Nasional (Deppernas),
1958–1962
Anggota Dewan Pertimbangan Agung RI (DPA),
1968–1978
Anggota Komisi Empat (Tim Pemberantasan
Korupsi), 1970
Anggota, Panitia Istilah Teknik, Departemen
Pekerjaan Umum RI, 1969–1975
Anggota Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia (MABIM),
1972–1976
Anggota Pepunas Ristek, Jakarta, 1980–1985
Anggota Dewan Riset Nasional, 1985–1992
Kepala Laboratorium Persenjataan, Markas
Tertinggi Tentara, Yogyakarta, 1946
Anggota Pasukan Akademi Militer Yogyakarta,
Sektor Sub-Wehrkreise 104, Desember 1948–Juni 1949
Dosen, Akademi Militer Yogyakarta, 1946–1948
Pangkat terakhir: Mayor TNI, 1949
Komandan Resimen Mahakarta, 1962–1965
Pada
desain baru uang NKRI ada 12 Pahlawan
Nasional yang menghiasi uang baru NKRI emisi 2016, 12 pahlawan tersebut
adalah sebagai berikut :
12 PAHLAWAN NASIONAL YANG MENGHIASI UANG BARU NKRI
Dr. (H.C.)
Ir. Soekarno pada desain mata uang baru pecahan Rp.100.000
Dr. (H.C.)
Drs. Mohammad Hatta pada desain mata uang baru pecahan Rp.100.000
Ir. H. Djuanda
Kartawidjaja pada desain mata uang baru pecahan Rp.50.000
Dr.
G.S.S.J. Ratulangi pada desain mata uang baru pecahan Rp.20.000
Frans
Kaisiepo pada desain mata uang baru pecahan Rp.10.000
Dr. K.H.
Idham Chalid pada desain mata uang baru pecahan Rp.5.000
Mohammad
Hoesni Thamrin pada desain mata uang baru pecahan Rp.2.000
Tjut Meutia
pada desain mata uang baru pecahan Rp.1.000
Mr.
I Gusti Ketut Pudja pada desain mata uang logam baru pecahan Rp.1.000
Letjen
TNI (Purn) TB Simatupang pada desain mata uang logam baru pecahan Rp.500
Dr.
Tjiptomangunkusumo pada desain mata uang logam baru pecahan Rp.200
Prof.
Dr. Ir. Herman Johanes pada
desain mata uang l
Posting Komentar