Juanda adalah seorang
Pahlawan Nasional yang terkenal dengan salah satu sumbangan terbesarnya yaitu
Deklarasi Djuanda pada tahun 1957 yang menyatakan bahwa laut Indonesia adalah
termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam Kepulauan indonesia menjadi satu
kesatuan wilayah NKRI atau dikenal dengan sebutan sebagai negara Kepulauan
dalam konvensi hukum laut United Nations Convention on Law of the Sea (UNCLOS),
mempunyai jasa besar dalam sejarah Indonesia, sehingga tidak heran jika
wajahnya dipilih menjadi salah satu dari 12 Pahlawan Nasional yang menghiasi uang baru NKRI emisi 2016 dimana gambar Juanda akan dicetak pada pecahan Rp. 50.000 (lima puluh ribu rupiah) yang telah
resmi dirilis secara bersamaan 11 uang NKRI desain baru oleh Presiden Joko
Widodo pada Senin, 19 Desember 2016. Sesuai Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2016 tentang
Penetapan Gambar Pahlawan Nasional sebagai gambar utama pada bagian depan
Rupiah kertas dan Rupiah logam NKRI, Bank Indonesia telah resmi
menerbitkan 7 (tujuh) pecahan uang rupiah kertas dan 4 (empat)
pecahan uang rupiah logam.
Profil
Juanda
Artikel Ditulis Oleh Jengkar Wasana
Sumber : Wikipedia
Mengenal
Lebih Dalam Siapakah Juanda
Ir. Raden Haji Djoeanda Kartawidjaja dilahirkan Ir. H. Djuanda dilahirkan di Kota
Tasikmalaya pada tanggal 14 Januari 1911, mempunyai 3 adik laki-laki dan 2
perempuan; ayahnya seorang Guru Muda dan ibunya sebagai Ibu Rumah Tangga.
Beliau sekolah HIS (Sekolah Rakyat Pribumi) di Tasikmalaya kemudian meloncat ke
ELS (Sekolah Rakyat Belanda) lulus pada tahun 1924. Lalu melanjutkan sekolah ke
HBS di Jalan Belitung Bandung dengan prestasi Iulus dengan baik pada tanggal 1
Mei 1929. selanjutnya beliau melanjutkan pendidikannya di Technische Hogeschool
Bandung (ITB) lulus sebagai Civil Ingineur pada tanggal 6 Mei 1933. Sumbangannya yang terbesar dalam masa jabatannya adalah
Deklarasi Djuanda tahun 1957 yang menyatakan bahwa laut Indonesia adalah
termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu
kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau dikenal dengan
sebutan sebagai Negara Kepulauan dalam konvensi hukum laut United Nations
Convention on Law of the Sea (UNCLOS).
Isi dari Deklarasi
Juanda ini menyatakan:
1. Bahwa Indonesia
menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak tersendiri
2. Bahwa sejak dahulu
kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan
3. Ketentuan ordonansi
1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan wilayah Indonesia dari
deklarasi tersebut mengandung suatu tujuan :
1. Untuk mewujudkan
bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat
2. Untuk menentukan
batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan asas negara Kepulauan
3. Untuk mengatur lalu
lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan keselamatan NKRI
Dengan
titel sarjana beliau menjadi guru di MULO Kramat Jakarta. Dan karir selanjutnya
pada tahun 1939 Ir. H. Djuanda diangkat menjadi Staf Ahli pada Jawatan
Pengairan Propinsi Jawa Barat (DPU berkantor di Kramat Jakarta). Berdasarkan
Maklumat Kementerian Perhubungan Nomor : 1/KAI1 946 tanggal 23 Januari 1946
beliau diangkat sebagai Menteri Kemakmuran. Dalam masa baktinya ini banyak
hasil karya Sipil Arsitektur yang dibangun antara lain: Lapangan Terbang ALRI
di
Waru dan Waduk Jatiluhur di Purwakarta. Pada tanggal 24 maret 1946 beliau diangkat sebagai Direktur Bitt Perancang Negara dalam Kabinet Ali Sastroamijoyo (Kabinet II RI), beliau adalah salah satu Menteri yang tidak berpartai. Pada tanggal 8 April 1957 berdasarkan Putusan Presiden Nomor: 3 tahun 1957 Ir. H. Djuanda diangkat oleh
Presiden Soekarno sebagai Perdana Menteri sekaligus memimpin Kementerian Pertahanan. Namanya diabadikan sebagai nama lapangan terbang di Surabaya atas jasanya dalam memperjuangkan pembangunan lapangan terbang tersebut sehingga dapat terlaksana. Selain itu juga diabadikan untuk nama hutan raya di Bandung yaitu Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang didalamnya terdapat sebuah museum dan monumen Ir. H. Djuanda. Djuanda wafat di Jakarta 7 November 1963 karena serang jantung dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.244/1963 Ir. H. Djuanda Kartawidjaja diangkat sebagai tokoh nasional/pahlawan kemerdekaan nasional.
Waru dan Waduk Jatiluhur di Purwakarta. Pada tanggal 24 maret 1946 beliau diangkat sebagai Direktur Bitt Perancang Negara dalam Kabinet Ali Sastroamijoyo (Kabinet II RI), beliau adalah salah satu Menteri yang tidak berpartai. Pada tanggal 8 April 1957 berdasarkan Putusan Presiden Nomor: 3 tahun 1957 Ir. H. Djuanda diangkat oleh
Presiden Soekarno sebagai Perdana Menteri sekaligus memimpin Kementerian Pertahanan. Namanya diabadikan sebagai nama lapangan terbang di Surabaya atas jasanya dalam memperjuangkan pembangunan lapangan terbang tersebut sehingga dapat terlaksana. Selain itu juga diabadikan untuk nama hutan raya di Bandung yaitu Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang didalamnya terdapat sebuah museum dan monumen Ir. H. Djuanda. Djuanda wafat di Jakarta 7 November 1963 karena serang jantung dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.244/1963 Ir. H. Djuanda Kartawidjaja diangkat sebagai tokoh nasional/pahlawan kemerdekaan nasional.
Pada desain baru uang NKRI ada 12 Pahlawan Nasional yang menghiasi uang baru NKRI emisi 2016, 12 pahlawan tersebut adalah sebagai berikut :
12 PAHLAWAN NASIONAL YANG MENGHIASI UANG BARU NKRI
Dr. (H.C.) Ir. Soekarno pada desain mata uang baru pecahan Rp.100.000
Dr. (H.C.) Drs. Mohammad Hatta pada desain mata uang baru pecahan Rp.100.000
Ir. H. Djuanda Kartawidjaja pada desain mata uang baru pecahan Rp.50.000
Dr. G.S.S.J. Ratulangi pada desain mata uang baru pecahan Rp.20.000
Frans Kaisiepo pada desain mata uang baru pecahan Rp.10.000
Dr. K.H. Idham Chalid pada desain mata uang baru pecahan Rp.5.000
Mohammad Hoesni Thamrin pada desain mata uang baru pecahan Rp.2.000
Tjut Meutia pada desain mata uang baru pecahan Rp.1.000
Mr. I Gusti Ketut Pudja pada desain mata uang logam baru pecahan Rp.1.000
Letjen TNI (Purn) TB Simatupang pada desain mata uang logam baru pecahan Rp.500
Dr. Tjiptomangunkusumo pada desain mata uang logam baru pecahan Rp.200
Prof. Dr. Ir. Herman Johanes pada desain mata uang l
Posting Komentar