M.H.
Thamrin adalah seorang Pahlawan Nasional dari
Betawi yang mempunyai jasa besar dalam sejarah Indonesia, sehingga tidak heran
jika wajahnya dipilih menjadi salah satu dari 12
Pahlawan Nasional yang menghiasi uang baru NKRI emisi 2016 dimana gambar M.H.
Thamrin akan dicetak pada pecahan Rp. 2.000 (dua ribu rupiah) yang telah resmi
dirilis secara bersamaan 11 uang NKRI desain baru oleh Presiden Joko Widodo
pada Senin, 19 Desember 2016. Sesuai Keputusan
Presiden Nomor 31 Tahun 2016 tentang Penetapan Gambar Pahlawan Nasional sebagai
gambar utama pada bagian depan Rupiah kertas dan Rupiah logam NKRI, Bank Indonesia telah resmi menerbitkan 7 (tujuh) pecahan uang
rupiah kertas dan 4 (empat) pecahan uang
rupiah logam.
Profil
M.H. Thamrin
Artikel Ditulis Oleh Jengkar Wasana
Sumber : Wikipedia
Mengenal
Lebih Dalam Siapakah M.H.
Thamrin
M.H.
Thamrin dilahirkan pada 16 Februari 1894 di Weltevreden, Batavia dari
pasangan Tabri Thamrin yang seorang Belanda dan Ibunya Betawi, sejak kecil
dirawat oleh pamannya karena ayahnya meninggal sehingga M.H.
Thamrin
tidak menyandang nama Belanda. M.H.
Thamrin adalah seorang tokoh Betawi yang
sangat memperhatikan nasib masyarakat Betawi yang setiap hari dilihatnya. Meski
Husni
Thamrin
adalah seorang anak wedana namun kesehariannya tidak pernah terpisah dan selalu
menyatu dengan rakyat jelata lainnya. Pada tahun 1927 ditunjuk sebagai anggota
Volksraad untuk mengisi lowongan yang dinyatakan kosong oleh Gubernur
Jenderal. Pada mulanya kedudukan itu ditawarkan kepada Hos Cokroaminoto tetapi
ditolak. Kemudian ditawarkan lagi kepada Dr. Sutomo tetapi juga dia
menolak. Dengan penolakan kedua tokoh besar ini, maka dibentuklah suatu
panitia, yaitu panitia Dr. Sarjito yang akan memilih seorang yang dianggap
pantas untuk menduduki kursi Volksraad yang lowong. Panitia Dr. Sarjito
akhirnya menjatuhkan pilihannya kepada Husni
Thamrin. Alasan yang dikemukakannya ialah bahwa Husni
Thamrin cukup pantas menduduki
kursi itu mengingat pengalamannya sebagai anggota Gemeenteraad. Pada
tahun 1929 telah terjadi suatu insiden
penting di dalam Gemeenteraad, yaitu yang
menyangkut pengisian lowongan jabatan wakil wali kota Betawi
(Batavia). Tindakan pemerintah kolonial ketika itu
memang sangat tidak bijaksana, karena ternyata lowongan jabatan itu
diberikan kepada orang Belanda yang kurang berpengalaman, sedang untuk
jabatan itu ada orang Betawi yang jauh lebih
berpengalaman dan pantas untuk jabatan itu. Tindakan pemerintah ini
mendapat reaksi keras dari fraksi nasional. Bahkan mereka
mengambil langkah melakukan pemogokan, ternyata usaha mereka
berhasil dan pada akhirnya M.H.
Thamrin diangkat sebagai wakil
wali kota Batavia.
Pada tahun
pengangkatannya sebagai anggota Volksraad, keadaan di Hindia Belanda mengalami
perubahan yang sangat penting yakni adanya sikap pemerintah
kolonial yang keras, lebih bertangan besi. Ini adalah salah satu
akibat yang paling "buruk" yang lahir dari terjadinya
pemberontakan 1926 dan 1927. Akan tetapi di lain pihak ketika memasuki
tahun 1927 itu pula, langkah pergerakan nasional kita juga mengalami perubahan
sebagai akibat dari didirikannya PNI dan munculnya Bung Karno sebagai pemimpin
utamanya.
Pada tanggal 11
Januari 1941 Husni
Thamrin wafat, setelah sakit
beberapa waktu lamanya, jenazahnya dimakamkan di TPU Karet Jakarta. Di saat
pemakamannya, lebih dari 10.000 pelayat mengantarnya yang kemudian
berdemonstrasi menuntuk penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan dari Belanda. Namanya
diabadikan sebagai salah satu jalan protokol di Jakarta dan proyek perbaikan
kampung besar-besaran di Jakarta / Proyek MHT pada tahun 1970-an.
M.H.
Thamrin adalah seorang tokoh Betawi yang memiliki darah Belanda dari
kakeknya, sedangkan ayahnya seorang Wedana tahun 1908 di bawah Bupati. Setelah
menyelesaikan pendidikannya di sebuah sekolah Belanda Koning Willem II, M.H.
Thamrin bekerja di
kepemerintahan sebelum akhirnya bekerja di perusahaan perkapalan Koniklijke
Paketvaart-Maatschappij tahun 1927. M.H.
Thamrin terpilih menjadi Dewan Kota Jakarta di tahun 1919 kemudian
tahun 1935 dipercaya menjadi anggota Volksraad dewan rakyat mewakili kelompok
Probumi/Inlander, tahun 1939 melalui mosinya meminta Indonesia, Indonesisch,
dan Indonesier (Indonesia, Bahasa Indonesia, dan Rakyat Indonesia) digunakan
sebagai pengganti Nederlands Indie, Nederlands Indische dan Inlander. Berasal
dari keluarga menengah dengan sebagian darah Belanda mengaliri tubuhnya tak
membuat luntur M.H.
Thamrin membela rakyat Indonesia, di dalam Volksraad sering kali dia
menunjukkan perlawanan akan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada
Indonesia dan hanya menguntungkan Belanda seperti pembangunan perumahan elit
Menteng dengan anggaran prioritas daripada perbaikan perkampungan kumuh, juga
penetapan harga beli komoditas hasil rakyat yang lebih rendah daripada hasil
perkebunan swasta Belanda, juga terkait pajak serta anggaran untuk angkatan
perang yang jauh lebih tinggi daripada anggaran untuk pertanian. Pada 6 januari
1941 atas tuduhan bekerja sama dengan Jepang, M.H.
Thamrin dikenakan tahanan
rumah dan tidak boleh mendapat kunjungan dari siapapun hingga 5 hari kemudian
meninggal tanggal 11 Januari 1941 dan dimakamkan di pekuburan Karet, Jakarta.
Pada desain baru uang NKRI ada 12 Pahlawan Nasional yang menghiasi uang baru NKRI emisi 2016, 12 pahlawan tersebut adalah sebagai berikut :
12 PAHLAWAN NASIONAL YANG MENGHIASI UANG BARU NKRI
Dr. (H.C.) Ir. Soekarno pada desain mata uang baru pecahan Rp.100.000
Dr. (H.C.) Drs. Mohammad Hatta pada desain mata uang baru pecahan Rp.100.000
Ir. H. Djuanda Kartawidjaja pada desain mata uang baru pecahan Rp.50.000
Dr. G.S.S.J. Ratulangi pada desain mata uang baru pecahan Rp.20.000
Frans Kaisiepo pada desain mata uang baru pecahan Rp.10.000
Dr. K.H. Idham Chalid pada desain mata uang baru pecahan Rp.5.000
Mohammad Hoesni Thamrin pada desain mata uang baru pecahan Rp.2.000
Tjut Meutia pada desain mata uang baru pecahan Rp.1.000
Mr. I Gusti Ketut Pudja pada desain mata uang logam baru pecahan Rp.1.000
Letjen TNI (Purn) TB Simatupang pada desain mata uang logam baru pecahan Rp.500
Dr. Tjiptomangunkusumo pada desain mata uang logam baru pecahan Rp.200
Prof. Dr. Ir. Herman Johanes pada desain mata uang l
Posting Komentar